Abstract
Utilization of peatlands for agriculture in Indonesia has a long history. It was started from success of indigenous peoples who initially looked to peatland as a resource to produce traditional food crops, fruits, and spices and eventually large-scale operations such as lucrative palm oil plantations. Greenhouse gas (GHG) emissions issues, however, motivated the government to limit peatland utilization, which turned out to be a primary source of emissions. The benefits of peatland for agriculture are closely related to the properties and characteristics of the soil, water, and GHG emissions. These factors should be considered when determining policy and peatland utilization for agriculture. To achieve a productive and sustainable land, peatland management should be implemented and integrated with effective water management, soil amelioration, and fertilization.
Access this chapter
Tax calculation will be finalised at checkout
Purchases are for personal use only
References
Agus F (2009) Cadangan karbon, emisi GRK dan konservasi lahan gambut. Pros. Sem Dies Natalis Univ. Brawidjaya ke 46, 31 Januari 2009. Malang
Agus F,Subiksa IGM, 2008.Agus, F dan I.M.G. Subiksa (2008) Lahan Gambut: potensi untuk pertanian dan aspek lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor-Indonesia. 36 hlm
Ambak K, Melling I (2000) Management practices for sustainable cultivation of crop plant on tropical peatlands. In: Proceedingsof the international symposium on tropical peatland, 22–23 Nov 1999. Bogor
Anwar K, Mawardi (2012) Dinamika tinggi muka air dan kemasaman air pasang surut saluran sekuner sepnajang sungai barito. Jurnal Tanah dan Iklim: 1–12. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Bogor
Attiken WP, Moody PW, Dickson T (1998) Field amelioration of acid soil in south – east Queensland. I. Effect of amendments on soil properties. Aust J Agric Res 49(4):627–638
Balittanah (2012) PUGAM. Pupuk rendah emisi untuk lahan gambut. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34(2)
Balittra (2007) Kearifan Lokal Pertanian di Lahan Rawa. In: Mukhlis I, Noor M, dan RS. Simatupang (eds) Balai Besar Litbang Sumber Daya lahan Pertanian. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. Banjarbaru. 107 hlm
Balittra (2008) Laporan Tahunan 2008. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. Banjarbaru
Balittra (2012) Laporan Tahunan 2011. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. Banjarbaru
Balittra (2013) Laporan Tahunan 2012. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. Banjarbaru
Brown TT, Koening RT, Huggins DR, Harsh JB, Rossi RE (2007) Lime effect on soil acidity, crop yield, and aluminium chemistry in direct-seeded cropping system. Soil Sci Soc Am J 72:634–640
Damanik Z (2009) Karakteristik jerapan fosfat gambu ttropika yang diberi, kompos purun tikus. Makalah Seminar HITI. Yogyakarta 20–22 November 2009
EMRP (2009) Master plan for the rehabilitation and revitalisation of the ex mega rice project in Central Kalimantan. Report for counsultation. 189 p
Hadi A, Mariana ZT, Londong P (2007) Pengelolaan penggunaan lahan berdasarkan tipe luapan pasang surut sebagai opsi mitigasi emisi gas CH4 and N2O. Hlm 301–315. Dalam Pros. Sem Nas. Pertanian Lahan Rawa. Buku II. Badan Litbang Pertanian-Pemda Kab. Kapausn, Kalteng. Banjarbaru
Harsono SS (2012) Mitigasi dan adaptasi kondisi lahan gambut di Indonesia dengan sitsem pertanian berkelanjutan.Wacana Jurnal Ilmu Sosial Transformatif: 27/Tahn XIV. 2012. hlm 11–38. INSIST Press. Yogyakarta
Hartatik W, Suriadikarta DA (2006) Teknologi Pengelolaan Hara Lahan Gambut. In: dalam Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Rawa ILas (eds) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor
Hartatik W, Widowati LR (2006) Pupuk Kandang. Dalam Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Dalam Simanungkalit RDM, Suriadikarta DA, Saraswati R, Setyorinidan D, Hartatik W (eds) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor
Hoojer A, Silvius M, Wosten H, Page (2006) PEAT-CO2, assesment of CO2 emisssions from drained peatlnads in SE Asia. Deft hydrolics report Q3942 2006
IRRI (2013) Biochar making technology for forest plants. National workshop on biochar for future food security: learning form experiences and identifying research priorities. ICFORD Bogor. West Java. Indonesia. 4–5 February
Jeong CY, Park CW, Kim JG, Lim SK (2005) Carboxylic content of humic acid determined by modeling, calcium acetate, and precipitation methods. Soil Sci Soc Am J 71:86–94
Kartikawati R, Nursyamsi D, Setyanto P, Nurzakiah S (2012). Peranan ameliorant dalam mitigasi emisi GRK (CH4 dan CO2) pada land use sawah di tanah gambut ds. Landasan Ulin, Kec. Banjarbaru, Kalsel. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan. Badan Litbang Pertanian. Bogor 4 Mei 2012
Lehmann J, Joseph S (2009) Biochar for environmental management. First published by Earthscan in the UK
Maas A (1993) Perbaikan kualitas gambut dan sematan Fosfat. Dalam : Prosiding Seminar Nasional Gambut II. Tri Utomo, S dkk., (Eds). HGI-BPPT Jakarta 13–14 Januari 1993
Maftuah E (2012) Ameliorasi Lahan Gambut Terdegradasi dan Pengaruhnya terhadap Produksi Jagung Manis. Disertasi. Program Pascasarjana UGM. Yogjakarta
Mario MD (2002) Peningkatan peroduktivitas dan stabilitas tanah gambut dengan pemberian tanah mineral yang diperkaya oleh bahan berkadar besi tinggi. Disertasi Program PascaSarjana, IPB. Bogor
Masganti (2003) Kajian upaya meningkatkan daya penyediaan fosfat dalam gambut oligotrofik. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 350 halaman
Najiyati S, Muslihat L, Suryadiputra INN (2005) Panduan Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pertanian Berkelanjutan. Wetland Int. – Indo. Prog. & WHC. Bogor, Indonesia. 241 hlm
Noor M (2001) Pertanian Lahan Gambut : Potensi dan Kendala. Kanisius, Yogyakarta
Noor M (2004) Lahan Rawa: Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 239 hlm
Noor M (2010) Lahan Gambut: Pengembangan, Konservasi, dan Perubahan Iklim. Gajah Mada University Press, Bulaksumur, 212p
Noor M (2011) Lahan Gambut: Pengembangan, Konservasi dan Perubahan Iklim. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 212 hlm
Noor M (2012) Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Lahan Gambut. Prosiding Seminar Nasional: Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan. BBSDLP, Bogor, p 159
Noor M, Noor I, Antarlina SS (2006) Sayuran di Lahan Rawa: Teknologi Budidaya dan Peluang Agribisnis. Balai Besar Litbang Pertanian. Bogor
Noor M, Supriyo A, Umar S, Ar-Riza (1991) Budidaya padi di lahan bergambut. Makalah Seminar dan Temu Lapang Sistem Usaha Tani di Lahan Gambut, Banjarmasin, 20–21 Pebruari, 1991
Noorginayuwati, Rafieq A, Noor M, Jumberi A (2007) Kearifan lokal dalam pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian di Kalimantan. In: Mukhlis et al (eds) Kearifan Lokal Pertanian di Lahan Rawa. Balai Besar Litbang SDLP- BALITTRA, Bogor, pp 11–27
Notohadiprawiro T (1981) Peat deposition an idle stage in the natural cycling of nitrogen and its possible activation for agriculture. In: Proceedings of the nitrogen cycling in south-east Asian wet moonsoonal ecosystem. Camberra, pp 139–147
Nugroho K (2012) Sejarah Sejarah Penelitian Gambut Dan Aspek Lingkungan. Makalah Workshop Monitoring Teknologi Mitigasi dan Adaptasi Terkait Perubahan Iklim. Surakarta, 8 Desember 2011
PinusLingga (1991) Jenis dan kandungan hara pada beberapa kotoran ternak. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) ANTANAN. Bogor
Prastowo K, Moersidi S, Edi Santosodan, Sibuea LH (1993) Pengaruh kompos di perkaya dengan pupuk Urea, TSP, P-Alam dan Kapur terhadap tanaman. Prosiding Pertemuan Teknis. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor
Rachim A (1995) Penggunaan kation kation polivalen dalam kaitannya dengan keterediaan fosfat untuk meningkatkan produksi jagung pada tanah gambut. Disertasi Prog Pascasarjana. IPB. Bogor
Radjaguguk B (2004) Developing sustainable agriculture on tropical peatland: challenges and prospects. In: Palvanen J (ed) Proceeding of the 12th international peat congress. Wise use of peatlands. vol 1. Oral presentations. Tampere, 6–11 June 2004, pp 707–712
Rahayu S, Lusiana B, van Noordwijk M (2005) Above ground carbon stock assessment for various land use systems. In: Nunukan, East Kalimantan dalam Lusiana B, van Noordwijk M, Rahayu S (ed) Carbon stock monitoring in Nunukan, East Kalimantan; a spatial and modelling approach. World Agroforestry Centre, Bogor, pp 21–34
Rieley JO, Page SE (2005) Wise use of tropical peatlands: focus on Southeast Asia. Alterra – Wageningen University and Research Center and the EU INCO-STRAPEAT and RESTORPEAT Partnerships: 168
Ritung S, Wahyunto dan Nugroho.K (2012) Karakteristik dan Sebaran Lahan Gambut di Sumatera, Kalimantan dan Papua. Dalam Edi Husen, Anda M, Noor M, Mamat HS, Maswar, Fahmi A, Sulaiman Y (eds) Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan. Balai Besar Litbang SDLP, Bogor
Sabiham S, Prasetyo TB, Doongl S (1997) Phenoloic acid in Indoensian peat. In: Riely JO, Page (eds) Biodiversity and sustainability of tropical peatlands. SAMARA Publ, Cardigan, pp 289–292
Salampak D (1999) Peningkatan produktivitas tanah gambut yang disawahkan dengan pemberian bahan amelioran tanah mineral berkadar besi tinggi. Disertasi S3. Program Pascasarjana IPB. Bogor
Subagyo H, Surdjadi M, Suryatna E, Dal J (1990) Wet soils of Indonesia. In: Kimble JM 1992 (ed) Proceedings of the 8th international soils correlation meeting. USDA-SCS. Nat Soil Survey Centre. Lincoln, pp 248–259
Subiksa IGM, Nugroho K, Sholeh, Widjaja Adhi IPG (1997) The effect of ameliorant on the chemical properties and productivity of peat soil. In: Reley, Page (eds) Biodiversity and sustainability of tropical peatlands. Samara Publishing Limited, Cardigan, pp 321–326
Subiksa IGM, Suganda H, Purnomo J (2009) Pengembangan Formula Pupuk untuk Lahan Gambut sebagai Penyedia Hara dan Menekan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Laporan Penelitian Kerja Sama antara Balai Penelitian Tanah dengan Departemen Pendidikan Nasional
Supriyo A (2006). Dampak Penggenangan, Pengatusan dan Amelioran Terhadap Sifat Kimia dan Hasil Padi Sawah (Studi Kasus Pangkoh, Kalimantan Tengah). Disertasi. Program Pascasarjana. UGM. Yogyakarta
Supriyo A, .Noor M, Lestari Y (2007). Teknologi Peningkatan Produktiitas dan Konservasi Lahan Gambut. Laporan Akhir. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra). Banjarbaru
Suriadikarta DA, Setyorini D (2006) Teknologi pengelolaan lahan sulfat masam. Dalam Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Rawa, hlm. 117. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Bogor
Suryanto (1994) Improvement of the P nutrient status of tropical ombrogenous peat soils from Pontianak, West Kalimantan, Indonesia. Phd thesis. Universiteit Gent. 216 hlm
Wahyunto S, Ritung, Suparto, Subagyo (2005) Sebaran Gambut dan kandungan Karbon di Sumatra dan Kalimantan 2004.Wetland Int. – Indo.Prog. & WHC. Bogor, Indonesia. 254 hlm
Wahyunto S, Bambang H, Bhekti H (2006) Sebaran Lahan Gambut, Luas dan Cadangan karbon Bawah Permukaan di Papua. Wetlands International-Indonesia Programme, Bogor
Wihardjaka A (2005) Fluks Metana pada Beberapa Komponen Teknologi Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Pati. Prosiding Seminar Nasional. Inovasi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Rawa dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Banjarbaru, Kalsel. 5–7 Oktober 2004
Acknowledgement
Parts of results shown in this paper were obtained from SATREPS (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development) project entitled as “Wild fire and carbon management in peat-forest in Indonesia” founded by JST (Japan Science and Technology Agency) and JICA (Japan International Cooperation Agency).
Author information
Authors and Affiliations
Corresponding author
Editor information
Editors and Affiliations
Rights and permissions
Copyright information
© 2016 Springer Japan
About this chapter
Cite this chapter
Nursyamsi, D., Noor, M., Maftu’ah, E. (2016). Peatland Management for Sustainable Agriculture. In: Osaki, M., Tsuji, N. (eds) Tropical Peatland Ecosystems. Springer, Tokyo. https://doi.org/10.1007/978-4-431-55681-7_34
Download citation
DOI: https://doi.org/10.1007/978-4-431-55681-7_34
Publisher Name: Springer, Tokyo
Print ISBN: 978-4-431-55680-0
Online ISBN: 978-4-431-55681-7
eBook Packages: Earth and Environmental ScienceEarth and Environmental Science (R0)